Kamis, 12 Februari 2009

luka yang jadi luka

berlapis kekumuhan tafsir yang kau benamkan di gendang telingaku
tentang rapuhnya mimpi yang bernaung dibawah bayang-bayangku
engkau selalu saja menyuruhku menjauh dari hasrat
tapi tak pernah kau tunjukkan peredam luka yang tertanam didadaku
sedangkan aku
lebih sering lupa mengingat seluruhmu yang sebenarnya hadir dalam setapak panjangku
engkau terlalu sering meneriakkan gelisah
daripada membisikkan tembang
luluhlah aku dalam kerentaan menjelajahi kemarau yang tak pernah usai
aku semakin kering
disini


Jakarta, 20 Oktober 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuliskan komentar Anda