ketika kusesali segala cinta yang telah kau tuangkan pada dahaga jiwa
sesungguhnya masih tetap kusimpan kerinduan yang baqa pada senyum di bibir mungilmu
sebab ketika engkau pertaruhkan nyawa demi cintamu untukku
di selasar ruang tempat kau berbaring kupanjatkan miliaran doa dan kata agar kau tetap disisiku
lalu tangis kutumpahkan hingga jadi lautan pengharapan pada kasihmu
dan
sesungguhnya anakku,
perjalanan panjangku akan tetap berlabuh di hatimu dan selalu berharap pada ketulusan yang kau guratkan di sepanjang tawa dan tangis yang kau labuhkan di pundakku
dan
ketika ingatanku menepi pada kehangatan tubuhmu dalam pelukku
semua meluluhkan keliaran anganku dan kau jerat aku dalam perenungan
dalam ketaksabaranku menunggu kau dewasa telah kutabung sejuta cerita
bekalmu memahami cinta dan cahaya yang kau bawa di jemari mungilmu
dan
kuhitung ribuan senja yang begitu nelangsa dalam sunyi warna tembaga
malam-malam yang terabaikan bersamamu tetap kusimpan dalam lubuk terdalam kenanganku
selalu padamu
buah hatiku, akankah langkahku kau salahkan kelak?
betapa permohonanku untuk bahagiamu selalu bergema disetiap pagi yang terjerang diatas gejolak embun
karena sesungguhnya kesumat rindu yang kusimpan untukmu adalah nafas agar mimpi dan tidurmu menemaniku dalam setiap perjalanan
dan
ketika gerimis semakin galau menunggumu di depan pintu rumah kita yang semakin purba oleh gelakmu yang renyah menggema dalam sempitnya ruang yang dapat kupersembahkan untukmu
aku selalu ada disampingmu menjaga agar mimpi buruk tak menjamah tidurmu
dikeningmu anakku kan selalu kuhamparkan ciuman abadi agar kau selalu dahaga pada hadirku
untuk menemani saat sepi menjeratmu
dan
ketika usia telah mengantarmu menjalani masa yang kian ranum dalam genggaman
sungguh begitu gusarnya nuraniku
ketakutan merajai anganku sebab perjalananmu begitu panjang dan kian jauh
sedang persinggahan yang kubangun untukmu semakin tua dan rapuh
akankah masih sanggup kupeluk cintamu dengan lengan yang semakin lemah menggapaimu
dan
saat keterasingan mengurung gelisahku
engkau datang menjenguk
menyibakkan kabut sesal yang menyungkup kehidupanku
dan sesungguhnya
anakku
telah kumenangkan cintamu
disini
disetiap tetes embun yang kau raupkan didadaku yang semakin tua dirajah peristiwa
dan
ketika malam merayap gelisah
engkau rebahkan rindu padaku dibibir jendela
aku tergagap mengejar isakmu yang menjauh
terbawa kabut dinihari
anakku
telah kukirimkan gairah pencarian untukmu
disetiap helai cinta yang tersangkut di pelupuk kasmaranku
padamu
dan
pelukan lembut serta kecupan pipimu yang seperti kapas
tak pernah hilang di jantungku
bersemayam abadi mengantarkan langkah
saat kutinggalkan tangismu yang tercekat didinding rumah kita
anakku
biarkanlah duka hanya untukku
gemerlap cinta bahagia hanya milikmu
selamanya
dedicated to my sons & daughter : naufal rahadian ilham, aniel hikmatya ramadhan dan mahsya anindya putri
Agustus 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuliskan komentar Anda